Praktik
Baik :
Meningkatkan
Minat Baca Siswa Melalui Pojok Baca Kelas
Citra Roska Awaliyah, M.Pd
Guru IPA SMPN 3 NGAMPRAH
Calon Guru Penggerak Angkatan 7
Rendahnya minat baca di Indonesia
menjadi salah satu perhatian dunia Pendidikan. Hasil survei tentang literasi
yang dilakukan Central Connecticut State University pada tahun 2016 di New
Britain, Conn, Amerika Serikat, menempatkan Indonesia dalam posisi cukup
memprihatinkan, yaitu urutan ke-60 dari 61 negara. (Kemdikbud, 2017). Padahal,
membaca menjadi sangat penting dalam pendidikan karena semua proses
pembelajaran didasarkan pada kemampuan siswa dalam membaca.
Pemerintah melalui Mentri Pendidikan pun sudah berupaya meningkatkan minat
baca di Indonesia melalui pengembangan Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti pada anak. Pada Permendikbud ini, pemerintah
menggeliatkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS merupakan upaya menyeluruh
yang melibatkan seluruh warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali
murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari pendidikan agar minat baca anak
Indonesia meningkat.
Kurangnya minat baca pada anak dirasakan pula pada siswa-siswi SMPN 3
Ngamprah. Dari hasil survei wawancara kepada beberapa siswa yang mewakili kelas
7, 8 dan 9 di sekolah menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sangat jarang
membaca buku non pelajaran. Membaca buku merupakan hal yang membosankan. Selain
itu, akses siswa untuk mendapatkan buku non pelajaran relatif sulit. Lebih dari
80% siswa yang diwawancara tidak memiliki buku non pelajaran. Untuk membaca
buku non pelajaran siswa harus meminjam ke perpustakaan. Hal ini membuat siswa
menjadi semakin sulit mengakses buku non pelajaran.
Berdasarkan masalah tersebut, GLS GATOTGACA melakukan berbagai upaya agar
minat baca siswa-siswi SMPN 3 Ngamprah dapat meningkat. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan menerapkan Program Pojok Baca Kelas. Pojok Baca merupakan pemanfaatan sudut ruang kelas sebagai tempat
koleksi buku dari para siswa di tiap-tiap kelas (Nugroho, 2016: 145).
Pojok Baca Kelas dibuat di setiap kelas dengan
memanfaatkan salah satu bagian atau pojok di kelas. Pada bagian tersebut,
disediakan area tempat menyimpan buku – buku non pelajaran yang berasal dari
siswa ataupun dari perpustakaan yang digilir setiap seminggu sekali. Pojok Baca
Kelas sebagian besar ditata dengan pola lesehan untuk menciptakan area yang
berkesan luas. Selanjutnya, dihias semenarik mungkin agar setiap anggota kelas
terbiasa dan nyaman berada disana. Pojok Baca Kelas merupakan perpanjangan dari
perpustakaan sekolah. Jika siswa selama ini mengalami kesulitan dalam mengakses
buku di perpustakaan, maka dengan adanya Pojok Baca Kelas siswa menjadi lebih
mudah dalam mengakses buku. Pada Pojok Baca Kelas disediakan daftar pengunjung
seperti layaknya Perpustakaan Sekolah.
Selain dibuat senyaman mungkin untuk membaca,
terdapat bagian yang menjadi ciri utama Pojok Baca Kelas yaitu Pohon Geulis.
Pohon Geulis ini merupakan bagian penting dari Pojok Baca Kelas. Pohon Geulis
berisikan daun-daun yang diisi oleh setiap siswa yang berhasil menyelesaikan
membaca 1 buku. Pada daun Geulis tersebut, selain menuliskan nama siswa yang
sudah berhasil menyelesaikan buku bacaannya, siswa juga menuliskan Judul Buku
yang telah selesai dibacanya. Dalam Daun Geulis, siswa juga bisa menambahkan
hikmah ataupun Quotes yang diperoleh dari buku yang dibacanya. Semakin banyak
daun Geulis yang terpampang di Pohon Geulis maka semakin banyak buku yang
berhasil dibaca oleh siswa di kelas tersebut.
Tiga bulan setelah berjalannya Program Pojok Baca Kelas, kami dapat menyimpulkan bahwa:
1.
Pojok Baca Kelas berhasil mendekatkan buku pada
siswa, sehingga siswa lebih tertarik membaca. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya daftar kunjungan siswa yang memasuki area Pojok Baca Kelas.
2.
Pojok Baca Kelas membantu Perpustakaan Sekolah dalam
membudayakan rutinitas membaca, di saat buku yang ingin dibaca siswa tidak
tersedia di Perpustakaan Sekolah. Buku milik siswa di kelas yang lebih menarik
menjadi salah satu penunjang keberhasilan Pojok Baca Kelas.
3.
Pojok Baca Kelas berhasil meningkatkan minat baca siswa
di kelas. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya daun geulis yang dipasang di
Pohon Geulis yang terdapat di area Pojok Baca Kelas. Peningkatan jumlah Daun
Geulis ini selalu dimonitor seminggu sekali oleh Tim Literasi Sekolah.
Berdasarkan hasil monitoring Program Pojok Baca Kelas
yang dilakukan selama tiga bulan terakhir ini menunjukkan bahwa Pojok Baca
Kelas berhasil meningkatkan minat baca siswa di kelas. Hal ini merupakan salah
satu praktik baik yang sudah dilakukan GLS GATOTGACA dalam mendukung upaya
pemerintah untuk meningkatkan minat baca anak. Pojok Baca Kelas perlu tetap
didukung dan dipertahankan sehingga menjadi salah satu Budaya Positif bagi
siswa – siswi di SMP Negeri 3 Ngamprah.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar