Minggu, 26 Februari 2023


Praktik Baik :

Meningkatkan Minat Baca Siswa Melalui Pojok Baca Kelas


Citra Roska Awaliyah, M.Pd

Guru IPA SMPN 3 NGAMPRAH

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

 

Rendahnya minat baca di Indonesia menjadi salah satu perhatian dunia Pendidikan. Hasil survei tentang literasi yang dilakukan Central Connecticut State University pada tahun 2016 di New Britain, Conn, Amerika Serikat, menempatkan Indonesia dalam posisi cukup memprihatinkan, yaitu urutan ke-60 dari 61 negara. (Kemdikbud, 2017). Padahal, membaca menjadi sangat penting dalam pendidikan karena semua proses pembelajaran didasarkan pada kemampuan siswa dalam membaca. 

Pemerintah melalui Mentri Pendidikan pun sudah berupaya meningkatkan minat baca di Indonesia melalui pengembangan Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti pada anak. Pada Permendikbud ini, pemerintah menggeliatkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan seluruh warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari pendidikan agar minat baca anak Indonesia meningkat.

Kurangnya minat baca pada anak dirasakan pula pada siswa-siswi SMPN 3 Ngamprah. Dari hasil survei wawancara kepada beberapa siswa yang mewakili kelas 7, 8 dan 9 di sekolah menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sangat jarang membaca buku non pelajaran. Membaca buku merupakan hal yang membosankan. Selain itu, akses siswa untuk mendapatkan buku non pelajaran relatif sulit. Lebih dari 80% siswa yang diwawancara tidak memiliki buku non pelajaran. Untuk membaca buku non pelajaran siswa harus meminjam ke perpustakaan. Hal ini membuat siswa menjadi semakin sulit mengakses buku non pelajaran. 

Berdasarkan masalah tersebut, GLS GATOTGACA melakukan berbagai upaya agar minat baca siswa-siswi SMPN 3 Ngamprah dapat meningkat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan Program Pojok Baca Kelas. Pojok Baca merupakan pemanfaatan sudut ruang kelas sebagai tempat koleksi buku dari para siswa di tiap-tiap kelas (Nugroho, 2016: 145).

Pojok Baca Kelas dibuat di setiap kelas dengan memanfaatkan salah satu bagian atau pojok di kelas. Pada bagian tersebut, disediakan area tempat menyimpan buku – buku non pelajaran yang berasal dari siswa ataupun dari perpustakaan yang digilir setiap seminggu sekali. Pojok Baca Kelas sebagian besar ditata dengan pola lesehan untuk menciptakan area yang berkesan luas. Selanjutnya, dihias semenarik mungkin agar setiap anggota kelas terbiasa dan nyaman berada disana. Pojok Baca Kelas merupakan perpanjangan dari perpustakaan sekolah. Jika siswa selama ini mengalami kesulitan dalam mengakses buku di perpustakaan, maka dengan adanya Pojok Baca Kelas siswa menjadi lebih mudah dalam mengakses buku. Pada Pojok Baca Kelas disediakan daftar pengunjung seperti layaknya Perpustakaan Sekolah.

 Selain dibuat senyaman mungkin untuk membaca, terdapat bagian yang menjadi ciri utama Pojok Baca Kelas yaitu Pohon Geulis. Pohon Geulis ini merupakan bagian penting dari Pojok Baca Kelas. Pohon Geulis berisikan daun-daun yang diisi oleh setiap siswa yang berhasil menyelesaikan membaca 1 buku. Pada daun Geulis tersebut, selain menuliskan nama siswa yang sudah berhasil menyelesaikan buku bacaannya, siswa juga menuliskan Judul Buku yang telah selesai dibacanya. Dalam Daun Geulis, siswa juga bisa menambahkan hikmah ataupun Quotes yang diperoleh dari buku yang dibacanya. Semakin banyak daun Geulis yang terpampang di Pohon Geulis maka semakin banyak buku yang berhasil dibaca oleh siswa di kelas tersebut.


Tiga bulan setelah berjalannya Program Pojok Baca Kelas, kami dapat menyimpulkan bahwa:

1.       Pojok Baca Kelas berhasil mendekatkan buku pada siswa, sehingga siswa lebih tertarik membaca. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya daftar kunjungan siswa yang memasuki area Pojok Baca Kelas.

2.      Pojok Baca Kelas membantu Perpustakaan Sekolah dalam membudayakan rutinitas membaca, di saat buku yang ingin dibaca siswa tidak tersedia di Perpustakaan Sekolah. Buku milik siswa di kelas yang lebih menarik menjadi salah satu penunjang keberhasilan Pojok Baca Kelas.

3.      Pojok Baca Kelas berhasil meningkatkan minat baca siswa di kelas. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya daun geulis yang dipasang di Pohon Geulis yang terdapat di area Pojok Baca Kelas. Peningkatan jumlah Daun Geulis ini selalu dimonitor seminggu sekali oleh Tim Literasi Sekolah. 

Berdasarkan hasil monitoring Program Pojok Baca Kelas yang dilakukan selama tiga bulan terakhir ini menunjukkan bahwa Pojok Baca Kelas berhasil meningkatkan minat baca siswa di kelas. Hal ini merupakan salah satu praktik baik yang sudah dilakukan GLS GATOTGACA dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan minat baca anak. Pojok Baca Kelas perlu tetap didukung dan dipertahankan sehingga menjadi salah satu Budaya Positif bagi siswa – siswi di SMP Negeri 3 Ngamprah. 

 


Rabu, 22 Februari 2023

 

 

 

Judul buku:

Rudy:

Kisah Masa Muda Sang Visioner



 

 

Penulis : Gina S Noer   

Penerbit: Bentang Pustaka

Reviewer: Budiarti Gahara       

 

 

 

 

 

Sebuah buku biografi mantan presiden Indonesia, B.J. Habibie. Rudy adalah nama panggilan B.J. Habibie di lingkungan keluarga dan kawan, sebelum beliau populer sebagai Habibie saat mulai merantau ke Jerman

 



 

 

Keberangkatan Rudy ke Jerman pembuka  Rudy dalam menghadapi tantangan saat merantau di usia muda. Kemasyuran akan kecerdasan dan keras kepala Rudy menjadikan ia dikenal tokoh politik, termasuk Sukarno dan Suharto.

Di Jerman beliau bertemu dengan seorang wanita bernama Ilona, namun ibunda tidak menyetujui hubungan mereka yang menyebabkan Ilona menjauh.

 

Rudy berproses untuk menjadi individu yang semakin matang, dengan banyak berbagi visi dan misi hidupnya dengan orang lain. Semangatnya untuk menjadi mata air yang jernih semakin melambung saat ia bertemu dokter muda yang bercita-cita menyelamatkan nyawa anak-anak Indonesia, beliaulah yang kemudian menjadi tambahan hati Rudy untuk selamanya yaitu Hasri Ainun.

Dalam buku ini kita akan temukan alasan kenapa Rudy jengah bila dipanggil genius, tapi lebih senang bila disebut sebagai pekerja keras yang setia. Setia pada cita-citanya. Setia pada cintanya

 


 


 

 

PRASANGKA 
Neng Sri R

Hidup dengan keluarga seorang guru sudah bukan hal aneh lagi jika anak-anaknya hidup dengan dengan anggapan cukup materi. Sejak kecil, keluarga kami sangat sederhana bahkan hanya untuk membeli kue dengan harga sedikit mahal harus menunggu sampai tabungannya cukup

Ayah PNS dan Ibu adalah Ibu rumah tangga yan kue dan kerupuk. Ibu benar-benar bekerja keras untuk menambah penghasilan untuk membantu ayah dengan gajih yang tidak seberapa menghidupiku dan kakak-kakak ku, karena kami masih harus menyambung hidup.

Namun aku dan kakak- kakak ku rupanya sering membuat ayah dan ibu kesal, sebagai kakak laki-laki dan aku adik perempuan satu-satunya, kami sering merasa tidak puas satu sama lain.

Tiada hari tanpa bertengkar, sampai ayah dan ibu pernah menangis melihat pertengkaran kami yang tidak pernah kunjung usai.

Suatu hari ketika kakak sudah mau menikah dan Aku akan kuliah, hal yang menyenangkan bagi kami . Namun ada satu maslah yang membuat orang tua kami bingung masalah biaya kami ber dua.

menikah dan kuliah tentu membutuhkan uang. Memang jumlah uangnya sangat besar

amun jika aku meneruskan kuliah dari sebagian uang nikah pasti kakak tidak menikah tahun ini. Sementara calaon istrinya ingin segera melangsungkan pernikahan.

Aku sudah hampir mendebat kakak, karena aku ingin sekali kuliah dan tdk mau menunda satu tahun kulia.

Namun, ternyata kakak memberikan sebagian uang pernikahannya tanpa marah dan sambil menesahi saya sebari berkata

"Dek kakak akan lebih senang jika ade lanjut kuliah ... kakak akan tetap menikah tapi dengan sederhana saja "

Dari perkataan kakak, hati ku sangat tersentuh dan akhirnya aku menangis tersedu-sedu dan berkata pada kakak ku

"Kakak, aku sangat menyayangimu."

Dan akhirnya dengan ijin ALLAH rencana dan kemauan kami terlaksana walaupun tidak sesuai dengan keinginan. Kami saling menurunkan ego masing-masing dan saling menghargai


 

 NENG SRI, S.Pd

YULIA

 


ZASKIA

 


KIRANI

 


LUNA

 


HAURA

 










Nama: Luna Vera Pebriyani

Kelas: IX-J

Guru Pembimbing: Bu Neng Sri

 _____________________________________

URANG - 4

      Nepangkeun Vira, Lala, Tasya, sareng Ros, eta nami simkuring.. Opat sahabatna hirup jeung paeh "cenah kitu". Seueur anu nyarios yén urang opatan mangrupikeun grup awéwé anu geulis "éta anu diomongkeun ku junior urang anu henteu hoyong disemprot." Oh enya carita urang dimimitian kira-kira 2 taun katukang, waktu harita urang tiluan asup ka sakola anu sarua. tapi hanjakal ngan tasya anu teu bisa ditarima sabab jarak imahna teu kaasup kana zonasi, basa silih nyaho manehna lebet ka sakola anu sarua kami bungah pisan sanajan kami ngarasa sedih sabab salah sahiji babaturan urang teu bisa indit. ka sakola anu sami, dina waktos éta urang tuangkeun naon anu dirasakeun ku telepon sabab Covid-19 ngahalangan urang pikeun pendak sacara pribadi. Nalika jaman sakola online, urang tiluan sapuk pikeun gawé babarengan dina pangajaran anu keur diajar waktu éta, sanajan waktu éta meunang kelas béda, kacapean, numpuk tugas jeung diajar anu hésé ngarti. henteu ngahampura urang pikeun gawé babarengan dina unggal palajaran.kasusah-kesulitan anu disanghareupan.

      poe ka poe nepi ka bulan ka bulan urang geus ngaliwatan sagala rupa kasusah nu beuki poé. Nepi ka hiji poe, kuring jeung Lala ngadenge beja anu bener-bener ngareuwaskeun urang duaan, nyaeta Ros anu bade pindah sakola ka kampung halaman kolotna, beja anu di bikeun ku Ros teh ngadadak jujur ​​pisan, kuring jeung Lala nganggap yen Ros teh ngan saukur guyonan. wartos, dugi ka sonten ujug-ujug urang nyéépkeun waktos kanggo silih nelepon sareng waktos éta ros nunjukkeun bukti surat yén anjeunna badé pindah sakola dina waktos éta kuring sedih sabab sigana bakal langkung sesah urang pendak sareng komunikasi. sapeupeuting urang carita, seuri jeung guyonan nu dipirig sanggeus rengse telepon kuring ngarasa tiiseun deui kuring mikir sakedapan kumaha lamun seuri jeung guyonan nu kuring ngalaman baheula ngan leungit lamun hiji-hiji sobat pangalusna kuring indit.

      Teu karasa waktu-waktu senang nu pinuh ku seuri geus kaliwat sabab urang geus kelas 8, waktu éta kuring ngan sakali-kali komunikasi jeung Lala, meureun kuring rada sibuk jeung Lala nepi ka sakola ngayakeun face- les adu hareupan kuring langsung neangan Lala waktu harita tapi hanjakal urang beda kelas jeung beda sesi, ku kuring asup isuk jeung lala asup ka sore, padahal geus panggih jeung lala, malah jarang panggih. komunikasi via chat jeung Lala jarang pisan atawa anjeun bisa nyebutkeun kuring teu kungsi komunikasi via chat, sabab lamun ujug-ujug urang geus leungit kontak. Kuring ngaliwat dinten-dinten di kelas 8 tanpa komunikasi sareng Lala, Ros atanapi Tasya.

      Taun-taun kaliwat sareng urang naék ka kelas IX, kelas dimana urang kedah serius pikeun nangtukeun arah kahareup urang. tapi sanajan kitu sagala carita silaturahmi urang teu eureun-eureun di dieu, utamana ayeuna kuring jeung lala geus sakelas jeung urang oge boga babaturan anyar nyaeta, permata jeung dilla, urang opatan geus sapuk pikeun salawasna babarengan. Tapi ku duaan, teu ngajadikeun kuring jeung Lala poho ka Ros jeung Tasya kitu. Ti dieu urang ogé mimiti leuwih nyaho ngeunaan harti silaturahim nu sabenerna, urang mimiti nyanghareupan loba kajadian alus, sedih, senang, tapi urang salawasna nyoba nyanghareupan sagalana babarengan sabab urang yakin urang babaturan sajati. Di kelas IX teu loba nu bisa dilakonan babarengan sabab urang sarerea disibukkeun ku kagiatan UPRAK jeung persiapan Ujian Nasional nu geus deukeut. tapi urang sok nyobian ngarebut kasempetan di sela-sela kagiatan super duper sibuk urang. Di sela-sela waktu urang biasa ngan ulin babarengan jeung tong hilap selfie babarengan pikeun ngarebut unggal momen urang opatan babarengan, sabenerna selfie geus jadi kabiasaan urang geus lila. Di tengah-tengah kagumbiraan guyonan jeung seuri urang ujug-ujug kudu narima hiji kanyataan, lamun salah sahiji urang mutuskeun pikeun nuluykeun sakola di luar kota, ngadéngé ieu sakabéh urang sedih pisan jeung devastated sabab jeung sakabeh nu otomatis seuri jeung sakabeh. carita carita silaturahim urang warna-warni bakal mungkas dieu sabab urang opat bakal papisah. Sababaraha poé urang sedih teu ngobrol, nepi ka ahirna urang tiluan mutuskeun pikeun ngayakinkeun Permata pikeun nyegah anjeunna neruskeun studi na di luar kota.



Huhujanan

HAURA

              Kamari, basa poe Jum’at abdi sareng rerencangan gaduh rencana bade maen enjing the di lapang. Tah ayeuna tos poe Saptu, abdi Asta sareng babaturan; Eep, Dadan, Hamdan, sareng Atong, nu asalna rek maen tapi ku sabab aya PR abdi sareng rerencangan ngerjakeun heula di bumi Eep.

          Bumi Eep teh caket ka lapang, jadi weh ngerjakeun di dinya.”Tos ieu urang maen yu!, ceuk Dadan,”Hayuu..!”, ceuk abdi, Eep, Hamdan, sareng Atong sumanget. Tos beres, abdi sareng rerencanganmaen ka lapang. Ehh apekteh gadadak hujan girimis,”Urang huhujanan yu!, mun diseseulan bae wee.. da kumaha deui.., ceuk Atong. Jadi, abding sareng nu laenna maen huhujanan di lapang, resep teh..

Uih teh tos asar, acuk jeung sadaya baraseuh. Bener weh, Ema seseul ka abdi, tapi da sanajan diseseul, abdi bungah ku sabab basa huhujanan aya kenangan maen cai ujan sareng rerencangan, tos kitu tadi teh si Hamdan tikusruk da lulumpatan. Rarayna kuatka coklat, da kanu lumpur tikusrukna. Iau pangalaman basajan nu teu bakal di hilapkeun saumur hirup.


Selasa, 21 Februari 2023

 

Upan, Si Budak Bangor

Zaskia Salsabila

 Upan, budak nu cicing di padésaan Sukabumi jeung akina.  Anjeunna dipikawanoh salaku budak bangor anu resep maénkeun pranks on jalma sangkan jalma di sabudeureun anjeunna bangor ku sipat bangor na.  Mimitina manéhna sosobatan jeung Adul jeung Irdan, tapi ahirna duanana ngajauhan si Upan nu ngaganggu.  Upan bingung jeung sedih ningali dua sobatna ninggalkeun manehna.

             Isukna Upan nyoba nepungan Adul jeung Irdan di gubug sawah.  Upan tuluy nanya, "Naha anjeun duaan teu hayang ulin jeung ngajauhan kuring?"

 Adul ngahuleng bari ngomong, “Tangtos kumargi anjeun ngaganggu.  Kalakuan anjeun anu resep ngabully ka urang saatos lami ngaganggu anjeun, anjeun terang."

 “Lamun bisa robah jadi hadé, urang moal jauh jeung anjeun deui,” ceuk Irdan.

Upan balik deui ka imahna bari eusi sirahna mikiran omongan Adul jeung Irdan.  Lila-lila jempé di kamarna sabot nepi ka imahna inget kana hobi katukang nya éta ulin ka batur.  Anjeunna lajeng sapuk jeung dirina pikeun robah jadi budak alus.

Isukna Upan datang ka Adul jeung Irdan.  Upan ngaku bangor jeung jahil.  Teu lila, dua réréncanganna gancang nyumponan anjeunna sareng balik deui ka ulin babarengan.

 

Nama: Zaskia Salsabila

Kelas: 9C

Guru pembimbing: Bu Neng Sri Rahmawati, S. Pd

 

Sobat satia
Yulia Lestari

Panonpoé panas pisan ayeuna.

Aya 4 siswa kelas 7 SMP anu keur leumpang bade uih ka imahna masing-masing nya eta aya Hardi, Rahman, Apin, jeung Halim, sok babarengan lamun rek indit sakola atawa balik sakola, bisa disebut imah maranehna padedekeut.

Lantaran imahna aya di kampung, ku kituna maranéhna balik ka imahna ngaliwatan pasawahan jeung jalan anu henteu badag teuing.

Éta kabéh anak tani unggal poé mantuan kolotna masing-masing, sanggeus balik sakola, ganti baju jeung nu séjénna Rahman, Apin jeung Halim ka imah Hardi ngajak ulin.

“hardii hayuu urang mengball” ceuk tiluanana

“Hayu, ngan abdi dipiwarang mantuan ngangon embe ku abah abdi di lapang” ceuk Hardi nu karek kaluar ti tukangeun imahna.

“Oh nya ken wae ath hayu ke ku arurang di tulungan” ceuk Rahman.

“Nya atuh ken wae hayu we urang ngangon embe sabari ulin” cek apin

Hardi sareng babaturanna, jeung bapana oge indit ka sawah lapang jeung domba na.

Pas ges nepi di lapang, bapana Hardi tuluy ngala jukut keur embena, sedengkeun Hardi jeung 3 babaturanna maen bal bari ngajaga embe nu keur ngadahar jukut, salian ti maen bal oge maen sababaraha kaulinan sejenna.

“Barudak, hayu uih ah ie tos sore” ceuk bapana Hardi

“Oh, nya bah hayu” jawab hardi

Maranehna balik ka imah mawa domba-domba anu dibawana.

Tabuh 7 peuting Hardi, Rahman, Apin, jeung Halim biasana ngariung ka masjid nu deukeut imahna pikeun ngaji.

Isukna, lantaran keur libur, opatanana biasana ngariung babarengan di saung jeung ulin sapuas-puasna.

Mun teu ulin ka sawah, biasana sok ulin ka  walungan di kampungna. Walungan di dinya kacida jernihna oge aliran caina teu gancang jadi biasana maranehna mandi tuluy newak lauk terus dibeulem didinya.

Poé-poéna dijalanan kalawan gumbira, tapi dina hiji poé salah saurang sobatna, nyaéta Rahman, kudu ninggalkeun désa sarta pindah ka désa séjén anu maksa Hardi, Apin jeung Halim pikeun pisah jeung salah saurang sobatna. Tapi silaturahmi teu eureun didinya, Rahman sok datang ka kampung baheula jang ulin jeung babaturan nu pang deukeutna nyaeta Hardi, Apin, sareng Halim, tapi maranehna maen teu sesering ciga baheula

 

Nama: Yulia Lestari
Kelas: IX E
Guru pembimbing: Ibu Neng Sri R., S.Pd.

 

Aleefa & Julya

Kirani Azka Alifah

 Di hiji désa leutik di tengah kota, aya dua budak awéwé anu sosobatan siga adi. Aranjeunna namina Aleefa sareng Julya. Éta ogé sok ulin babarengan, malah indit ka sakola sok sorangan babarengan.

Hiji poé, Aleefa jeung Julya keur ulin babarengan di deukeut imahna, ngobrolkeun sosobatan ayeuna. "Ih, Aleefa, abdi hoyong carita," ceuk Julya ka Aleefa. "Kunaon Jul, wartosan waé," jawab Aleefa. Julya oge nyaritakeun naon anu rek ditepikeun ka Aleefa, cenah ayeuna manehna resep ka batur, Julya hayang pisan deket jeung jalma anu dipikanyaahna, da eta jelema anu dipikanyaah Julya teh deukeut jeung Aleefa.

 Aleefa nu ngadéngé éta carita, semu bingung, lantaran teu nyaho kumaha carana nepikeun béja Julya ka jalma nu dipikaresepna.

Hiji poé, di sakola, Aleefa papanggih jeung budak nu diaku Julya, nyaéta Putra. numutkeun Aleefa, ieu waktos anu pas pikeun nepikeun pesen Julya ka Putra. "Eh Putra, kadieu, abdi hoyong ngobrol" Aleefa ngagorowok ka putrana anu nuju ka kantin. "Enya, kunaon Aleefa?" ceuk putra. "Emh, abdi ngan hoyong nyarios, upami sobat abdi resep ka anjeun, teras anjeunna ogé hoyong kenal sareng anjeun langkung caket, nak," saur Aleefa. Putra nu ngadéngé omongan Aleefa katingalina bingung jeung reuwas lantaran teu nyangka aya awéwé nu mikaresep ka manéhna. "Saha éta?" Putra nanya ka Aleefa. "Kuring teu bisa ngabejaan saha eta, tapi sigana anjeun terang saha éta" Aleefa ngajawab. Putra ogé bingung naon anu diomongkeun ku Aleefa tadi, sabab sabenerna tokoh awéwé anu dipikaresepna nyaéta Aleefa sorangan.

Isukna Putra nepungan Aleefa di kelasna, "Aleefa, engke sore urang jogging, jemput maneh".

Aleefa bingung naha anjeunna kedah nampi uleman atanapi nampik. Waktu éta, Putra maksa Aleefa narima ulemanana lumpat babarengan. Tungtungna, Aleefa nampi ulemanana.

Tapi ku Aleefa narima uleman Putra, manehna mikirkeun nasib baturna, Julya, Aleefa bingung kudu kumaha carana ngabejaan ka Julya. Manéhna ogé sieun baturna ambek lantaran ti batan ngadeukeutkeun Julya ka Putra, manéhna malah nyokot Putra anu jelas dipikanyaah ku sobatna sorangan, Julya.

 Soré éta datang, waktos éta Aleefa kedah angkat sareng Putra tanpa kanyahoan sobatna,Julya. Di jalan ka lapang, Aleefa ngomong ka Putra. “Sieun, sieun Julya ambek ka kuring. Sanes kuring, tapi Julya . Ieu Julya anu jelas resep ka anjeun, "cenahna. "Muhun, teu kunanaon kitu. Abdi resep anjeun, sanés Julya . Janten raos, abdi hoyong ngajak anjeun ogé,” saur Putra. Ngadéngé omongan Putra tadi, Aleefa reuwas, lantaran teu nyangka Putra resep ka manéhna. Waktu éta, Aleefa bingung nalika anjeunna nyarios ka sahabatna yén ieu budak anu resep ka anjeunna, sanés Julya.

 Soré éta kaliwat. Sanggeus jogging babarengan, Aleefa diantar ku Putra nepi ka imahna. Terus nepi ka imah, Aleefa tetep ngarasa dosa lantaran ngarasa teu pantes dipikaresep ku Putra.

Isukna, Julya datang ka Aleefa sarta ngomong “Eh, kamari aya laporan ka kuring. cenah anjeun leumpang nyalira sareng Putra leres, leres kitu?" tanya Julya ka Aleefa. Anjeunna reuwas sabab anjeunna teu nyangka Julya bakal manggihan eta gancang-gancang. "Enya, hapunten Julya," ceuk Aleefa. Aleefa bener-bener ngarasa dosa ka Julya, manehna oge menta hampura ka manehna. Tapi tinimbang ngahampura, Julya jadi emosi jeung Aleefa. "Anjeun terang naon anu anjeun lakukeun nyaéta jahat Aleefa. Nyaan teu nyangka anjeun siga kieu” ceuk Julya rada nyaring. Sumuhun, abdi terang abdi salah, jadi punten hampura abdi. Kuring ogé teu ménta Putra resep ka kuring. Barina ogé, geus waktuna urang ambek-ambekan kawas ieu ngan alatan anak urang,” jawab Aleefa.

 Ngadéngé perdebatan antara Julya jeung Aleefa, sobatna Fabia ngadeukeutan manéhna sarta nanya naon anu lumangsung. Saatos éta Fabia masihan perantara ka aranjeunna supados henteu silih benci. "Ari anjeun parantos lami janten babaturan, bahkan ti budak leutik, leres? Ngan kusabab putra anjeun janten musuh sapertos kieu," saur Fabia. "Enya, Julya, kuring bener-bener ngarasa salah. Abdi henteu sapertos kitu deui Julya, hapunten. Langkung saé upami urang langkung saé sareng henteu kedah ngobrol ngeunaan lalaki deui," saur Aleefa.

Ngadenge omongan Fabia tadi, Julya keuna jeung ngahampura Aleefa kalawan syarat moal deui ngalawan lalaki. “Hapunten oge, Aleefa, abdi egois. Ayeuna urang ngan babaturan deui, kawas baheula, sarta urang ogé poho ngeunaan kajadian kamari, "ceuk Julya. Sarta dina tungtungna aranjeunna babaturan deui tanpa masalah.

 

Nama : Kirani Azka Alifah

Kelas : 9E

Sekolah : SMPN 3 ngamprah

Guru pembimbing : Neng Sri Rahmawati S.Pd

 

  Praktik Baik : Menjadi Content Creator Bernilai Citra Roska Awaliyah, M.Pd Guru IPA SMPN 3 NGAMPRAH Calon Guru Penggerak Angkatan ...