Minggu, 21 November 2021

BIMA


Cerpen Rahayu Purwaningsih, S.Pd



 

Kakek Ghazali melangkah terbungkuk-bungkuk. Ia mengenakan  sarung tangan. Menghampiri selokan di depan pagar. Sebuah cangkul kecil dan sapu lidi berada dalam genggaman tangannya.

“Mau ke mana, Kek?” Tiba-tiba saja Bima, anak laki-laki tetangga Kakek Ghazali  menghampiri. Peluh menetesi dahinya.

Kakek Ghazali menyipitkan matanya yang rabun berkabut. Ia mengamati orang yang baru saja menyapanya. Maklumlah, dengan pengelihatan yang rabun seperti itu, Kakek Ghazali agak sulit mengenali.

“Bima?”

“Iya, Kek. Ini Bima. Kakek mau ke mana?”

“Oooo, ini Bim. Kakek mau bersihkan sampah di selokan. Biasanya tiga hari sekali kakek bersihkan, agar aliran air tidak tersumbat dan berbalik ke pipa pembuangan air kakek. Bikin banjir kamar mandi.”

“Oooo…” sahut Bima. Dia hanya memperhatikan saja saat Kakek Ghazali mendekati saluran air di depan pagar rumahnya.

“Lho?” Suara Kakek Ghazali terdengar terkejut.

“Ada apa, Kek?”

“I—ini. Ini—” Kakek menunjuk saluran air yang bersih. Tumpukkan sampah bercampur lumpur teronggok di bak sampah. “Kok saluran airnya sudah bersih ya? Siapa yang membersihkan?” Kakek Ghazali terlihat bergumam kebingungan.

Bima mendekati Kakek Ghazali. Melongok ke arah saluran air yang memang sudah bersih.

“Mungkin dibersihkan petugas, Kek.” Bima tersenyum. Kakek Ghazali hanya mengangguk-angguk.

***

 

“Bimaaaa! Kenapa celanamu kotor dan bau got begini?” Ibu berseru kesal saat akan memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci. Pakaian Bima bau sekali. Juga sangat kotor, penuh dengan noda hitam lumpur.

Bima menghampiri Ibu sambil tersipu malu.

“Maaf, Bu.”

“Jelaskan pada Ibu.”

“Itu, Bu. Tadi—tadi Bima membersihkan saluran air di depan rumah Kakek Ghazali. Kasihan, Bu. Musim hujan begini, saluran airnya sering meluap karena banyak sampah yang menyumbat. Jadi Bima bersihkan….”

Ibu menatap Bima tak percaya. Ibu bangga, sebab Bima rela mengotori diriny demi membantu orang tua seperti Kakek Ghazali.

“Ya, sudah. Tapi lain kali, baju kotor seperti ini jangan langsung dimasukkan ke dalam mesin cuci. Nanti kotorannya mengenai pakaian-pakaian lain yang tidak terlalu kotor.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Praktik Baik : Menjadi Content Creator Bernilai Citra Roska Awaliyah, M.Pd Guru IPA SMPN 3 NGAMPRAH Calon Guru Penggerak Angkatan ...