Cerpen Harits Althaf Ridwan
Matahari sudah berada di tengah cakrawala. Waktu menunjukkan pukul 12 siang. Rokky bergegas agar tidak ketinggalan jam penerbangannya. Jalan menuju bandara sangat jauh sehingga memaksa Rokky harus berlari sangat kencang. Nafasnya terlihat terengah-engah saat ia sampai di sana. Rokky terpaksa pulang ke Indonesia karena
Corona sudah sangat merajalela di Jepang. Akhirnya dengan rasa tenang dan senang Rokky segera memasuki pesawat.
“Aku harus bisa pulang apapun caranya.”
Dengan mata tertutup, Rokky berusaha menenangkan diri dari sedikit ketakutan yang mulai menyelusup. Perjalanan dari Jepang menuju Indonesia memakan waktu sekitar delapan hingga sembilan jam. Waktu yang lama itu membuat perjalanannya terasa sangat membosankan. Tidak banyak hal yang bisa Rokky lakukan di dalam pesawat.
Sesekali Rokky pergi ke toilet untuk buang air. Satu kali Rokky bertemu dengan orang yang
keadaanya tidak sehat. Orang tersebut terus saja bersin, dan batuk tanpa henti. Satu kali, orang itu bersin ke arah wajah Rokky.
“Maafkan saya, saya tidak sengaja,” katanya. Wajahnya pucat. Orang tersebut pergi dari hadapan Rokky.
Rokky,
berjalan masuk dengan rasa kaget sekaligus geram karena kelakuan orang tadi. Setelah selesai membersihkan wajah dan buang air, Rokky kembali ke tempat duduknya dengan masih memendam rasa kesal dan geram kepada orang bersin tadi.
Tidak terasa, akhirnya pesawat yang ditumpangi Rokky sampai di Bandara Soekano-Hatta. Dengan perasaan gembira karena bisa pulang, Rokky segera memesan ojek online sebagai sarana transportasinya menuju rumah. Perjalanan selama satu jam tidak terasa bagi Rokky. Kerinduan akan rumah sudah menyelimuti hati dan pikirannya. Tembok rumah dan pintu terlihat tidak berubah dari saat Rokky pertama kali pergi.
Pintu belum selesai dibuka oleh Rokky, saat mamanya lebih dulu membukakan pintu. Dengan wajah haru karena kebahagiaan, mamanya memeluk Rokky dengan sangat erat.
“Aku pulang, Ma.” Senyum hangat Rokky merekah saat ia membalas pelukan mamanya.
***
Dua minggu telah berlalu. Rokky
tengah terbaring lemas di kamarnya. Rokky sedang tidak sehat. Ia mengalami bersin dan batuk yang sangat parah. Selain itu ia juga merasa sesak napas. Mamanya menyarankan pada Rokky untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter.
Di tempat praktik dokter, Rokky diminta untuk melakukan rapid test. Tiga hari menunggu hasil, ternyata Rokky terinfeksi COVID-19,
dan itu artinya keluarganya pun terjangkit penyakit yang sedang merajalela tersebut. Mungkin ini akan menjadi penyesalan Rokky yang sangat dia sesali, tapi apa daya, arang sudah jadi abu. Rokky hanya dapat pasrah menjalani pengobatan dan
isolasi.
Namun, Rokky berjanji, jika telah sembuh nanti, ia
akan lebih berhati-hati. Ia akan menaati protokol kesehatan dengan lebih ketat.
Selalu menjaga jarak dengan orang lain, menggunakan masker, dan tidak lupa
untuk selalu mencuci tangan setelah beraktivitas di luar rumah.
Keren.....
BalasHapusMantap rits👍
BalasHapusPreventuf sebagai ikhtiar menghindari dari penyakit.
BalasHapus